Adabul Mufrad Bab no. 203

√ Adabul Mufrad Bab no. 203



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

203. Orang yang Tidak Menghadapi Manusia dengan Perkataannya

حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي ، قَالَ : حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ ، عَنْ مَسْرُوقٍ ، قَالَ : قَالَتْ عَائِشَةُ : " صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  شَيْئًا، فَرَخَّصَ فِيهِ، فَتَنَزَّهَ عَنْهُ قَوْمٌ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَخَطَبَ، فَحَمِدَ اللَّهَ، ثُمَّ قَالَ : مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنِ الشَّيْءِ أَصْنَعُهُ؟ فَوَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهُمْ بِاللَّهِ، وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَةً "

436. Amru bin Hafs menceritakan pada kami: Bapakku menceritakan pada kami: Al-A'masy menceritakan pada kami: Muslim menceritakan pada kami, dari Masruq,  Aisyah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan sesuatu, lalu memberi kemurahan dalam hal tersebut. Namun kaum itu justru menjauhkan diri dari sesuatu tersebut, kemudian sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berita tersebut. Lalu Nabi berkhutbah dengan memuji kepada Allah dan bersabda, 'Mengapa satu kaum menjauhkan diri dari sesuatu yang saya lakukan? Demi Allah sungguhnya saya adalah orang yang lebih mengetahui Allah dan orang yang paling takut kepada-Nya di antara mereka."

Shahih, [Bukhari, 78- Kitab Al Adah, 72- bab Ma Lam Yuwajihin Nasi bil 'Itabi. Muslim, 43- Kitab Al Fadhail, hadits 127).


حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ، عَنْ سَلْمٍ الْعَلَوِيِّ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَلَّ مَا يُوَاجِهُ الرَّجُلَ بِشَيْءٍ يَكْرَهُهُ، فَدَخَلَ عَلَيْهِ يَوْمًا رَجُلٌ، وَعَلَيْهِ أَثَرُ صُفْرَةٍ، فَلَمَّا قَامَ قَالَ لأَصْحَابِهِ : لَوْ غَيَّرَ، أَوْ نَزَعَ هَذِهِ الصُّفْرَةَ "

437. Abdurrahman bin Mubarak menceritakan pada kami: Hammad bin Zaid menceritakan pada kami: dari Salm bin Al-Alawi, Dari Anas, ia berkata, "Nabi SAW jarang memerintah orang lain dengan sesuatu yang tidak disenangi. Pada suatu hari datang seorang pria kepadanya, dan pada pria itu terdapat bekas Sufrah (bermuka masam). Saat Nabi telah selesai, beliau bersabda kepada para sahabatnya, 'Jika saja ia merubah atau mengganti sikap masamnya itu (sufrahnya)'."

Dha'if, (Mukhtasor Syamail,  297): [Abu Daud; 32. Kitab At-Tarajul, 8. Bab Fil Khuluf lir-Rajul].

Share on Social Media