Adabul Mufrad Bab no. 115

√ Adabul Mufrad Bab no. 115



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

115. Setiap Kebaikan Merupakan Sedekah

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَيَّاشٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُنْكَدِرِ ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ "

224. Ali bin Ayas menceritakan pada kami: Abu Utsman menceritakan pada kami: Muhammad bin Munkadir menceritakan padaku: Dari Jabir ibnu Abdullah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Setiap kebaikan adalah sadaqah."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (2040). (Bukhari, 78-Kitab Al Adah, 33- Bab Kullu Ma'rufin Shadaqatun, wa ya'ti bi atamma minhu 304).


حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ صَدَقَةٌ، قَالُوا : فَإِنْ لَمْ يَجِدْ؟ قَالَ : فَيَعْتَمِلُ بِيَدَيْهِ، فَيَنْفَعُ نَفْسَهُ، وَيَتَصَدَّقُ، قَالُوا : فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ، أَوْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ : فَيُعِينُ ذَا الْحَاجَةِ الْمَلْهُوفَ، قَالُوا : فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ : فَيَأْمُرُ بِالْخَيْرِ، أَوْ يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ، قَالُوا : فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ؟ قَالَ : فَيُمْسِكُ عَنِ الشَّرِّ، فَإِنَّهُ لَهُ صَدَقَةٌ "

225. Adam bin Abu Iyas menceritakan pada kami: syu'bah menceritakan pada kami: Said bin Abu Burdah bin Abu Musa menceritakan pada ku: dari Bapaknya, dari Kakeknya, berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Wajib (atas) setiap orang muslim untuk bersadaqah.' Para sahabat berkata, 'Bagaimana jika dia tidak mendapatkan (sesuatu untuk di sadaqahkan)?' Nabi menjawab, 'Hendaknya dia bekerja dengan kedua tangannya, sehingga memberikan kemanfaatan bagi dirinya lalu bersadaqah.' Para sahabat bertanya, 'Jika dia tidak mampu (bekerja) atau tidak dapat melakukannya?' Nabi menjawab, 'Hendaknya dia menolong orang yang sangat membutuhkan bantuan.' Sahabat bertanya, 'Jika dia tidak mampu untuk melakukannya?,' Nabi menjawab, 'Hendaknya dia memerintahkan kebaikan atau memerintahkan yang ma'ruf. Sahabat bertanya, 'Jika dia tidak mampu untuk melakukannya?' Nabi menjawab, 'Hendaknya dia menahan diri untuk tidak melakukan kejahatan, maka sesungguhnya hal itu adalah sadaqah baginya."'

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (573). (Bukhari, 78-Kitab Al Adab, 33- Bab Kullu Ma'rufin Sadaqah. Muslim, 12-Kitab Az-Zakat, 16- Bab Bayanu Anna ismas-Shadaqati yaqa'u 'ala kulli nau'in minal-ma'ruf, hadits 55).


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبِي ، أَنَّ أَبَا مُرَاوِحٍ الْغِفَارِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ أَبَا ذَرٍّ أَخْبَرَهُ، أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : إِيمَانٌ بِاللَّهِ، وَجِهَادٌ فِي سَبِيلِهِ، قَالَ : فَأَيُّ الرِّقَابِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : أَغْلاهَا ثَمَنًا، وَأَنْفَسُهَا عِنْدَ أَهْلِهَا، قَالَ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَفْعَلْ؟ قَالَ : تُعِينُ ضَائِعًا، أَوْ تَصْنَعُ لأَخْرَقَ، قَالَ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ أَفْعَلَ؟ قَالَ : تَدَعُ النَّاسَ مِنَ الشَّرِّ، فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ تَصَدَّقُ بِهَا عَنْ نَفْسِكَ "

226. Musaddad menceritakan pada kami: Yahya menceritakan pada kami, dari Hisyam bin Urwah: Bapaku menceritakan padaku, bahwa Abu Murah Al-ghifari mengabarinya, Bahwa Abu Dzar mengabarinya: Bahwa dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: Amal apa yang paling utama? Nabi menjawab, "Iman kepada Allah dan jihad (berjuang) di jalan-Nya." Lalu (memerdekakan) budak yang bagaimana yang paling utama?" Nabi menjawab, "Yang paling mahal harganya dan yang paling bagus menurut pemiliknya." Abu Dzarr berkata, "Beritahukanlah kepadaku sekiranya aku tidak mampu (melakukan) sebagian pekerjaan?," Nabi menjawab, "Maka engkau membantu orang yang bekerja atau mengerjakan (sesuatu) untuk kamu jual." Abu Dzar berkata, "Beritahukanlah kepadaku sekiranya aku tidak mampu," Nabi menjawab, "Tinggalkan manusia dari kejahatan, karena itu adalah sedekah yang engkau sedekahkan kepada dirimu."

Shahih: Lihat Hadits no 220


حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ ، عَنْ وَاصِلٍ مَوْلَى أَبِي عُيَيْنَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عَقِيلٍ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمُرَ ، عَنْ أَبِي الأَسْوَدِ الدِّيلِيِّ ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ : قِيلَ : " يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ، وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ، قَالَ : أَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُونَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ وَتَحْمِيدَةٍ صَدَقَةً، وَبُضْعُ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، قِيلَ : فِي شَهْوَتِهِ صَدَقَةٌ؟ قَالَ : لَوْ وُضِعَ فِي الْحَرَامِ، أَلَيْسَ كَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ ذَلِكَ إِنْ وَضَعَهَا فِي الْحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ "

227. Abu Nu'man menceritakan pada kami: Mahdi bin Maimun menceritakan padaku: dari Washil maula Abu Uyainah, dari Yahya bin Aqil, dari Yahya bin Ya'mur, dari Abul Aswad Ad-Dayili, Dari Abu Dzar, ia berkata, "Dikatakan, 'Wahai Rasulullah!, orang-orang kaya pergi membawa pahalanya. Mereka shalat sebagaimana kita shalat, mereka berpuasa sebagaimana kita berpuasa, dan mereka bersadaqah dengan kelebihan harta mereka' Nabi menjawab, 'Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian sesuatu yang kalian bisa jadikan sadaqah? Sesungguhnya pada setiap Tasbih (Subhanallah) dan Tahmid (Alhamdulillah) terdapat sadaqah, sampai pada kemaluan salah seorang di antara kalian (bersetubuh dengan istrinya) adalah sadaqah'. Dikatakan kepada Nabi, 'Apakah didalam syahwat seseorang terdapat sedekah?' Nabi menjawab, 'Bagaimana jika dia melampiaskannya didalam yang haram, bukanlah dia akan mendapatkan dosa?, maka demikian pula jika dia menyalurkannya pada yang halal maka baginya pahala."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (454). (muslim, 12-Kitab Az-Zakat, 16- Bab Bayanu Inna ismas-Shadaqati yaqa'u 'ala kulli nau'in minal ma'ruf, hadits 53).

Share on Social Media