Adabul Mufrad Bab no. 125

√ Adabul Mufrad Bab no. 125



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

125. Tersenyum

حَدَّثَنِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ ، عَنْ قَيْسٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ جَرِيرًا ، يَقُولُ : " مَا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسْلَمْتُ إِلا تَبَسَّمَ فِي وَجْهِي "

250-1. Ali bin Abdullah menceritakan padaku: Sufyan menceritakan pada kami: dari Ismail, dari Qais: Aku mendengar Jarir berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak melihat saya sejak saya masuk Islam, kecuali tersenyum di wajah saya."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (3193)

وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " يَدْخُلُ مِنْ هَذَا الْبَابِ رَجُلٌ مِنْ خَيْرِ ذِي يَمَنٍ، عَلَى وَجْهِهِ مَسْحَةُ مَلَكٍ " ، فَدَخَلَ جَرِيرٌ

250-2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Masuk dari pintu ini seorang laki-laki yang baik dari Yaman, (terlihat) pada wajahnya usapan malaikat (ketampanan parasnya)." Kemudian Jarir masuk.

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah, [Bukhari, 78- Kitab Al Adab, 68- Bab At-Tabassumu wad-Dhahiku. Muslim, 44- Kitab Fadha ‘ilush-Shahabati, 29- Bab Fi fadha'ili Jarir, hadits 135]

Saya berkata, "Pada hadits ini pentakhrijannya dilakukan pada aslinya, maka merupakan satu kesalahan, karena Bukhari dan Muslim tidak mentakhrij hadits ini yang merupakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini diikuti oleh yang menjabarkan kitab Al-Adabul-Mufrad. Semestinya hadits ini diletakkan pada bab sebelumnya."


حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيسَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ ، أَنَّ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَهُ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ ، عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ : " مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَاحِكًا قَطُّ حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ، إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "

قَالَتْ : " وَكَانَ إِذَا رَأَى غَيْمًا أَوْ رِيحًا عُرِفَ فِي وَجْهِهِ، فَقَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْغَيْمَ فَرِحُوا، رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ فِيهِ الْمَطَرُ، وَأَرَاكَ إِذَا رَأَيْتَهُ عُرِفَتْ فِي وَجْهِكَ الْكَرَاهَةُ؟ فَقَالَ : يَا عَائِشَةُ ، مَا يُؤْمِنِّي أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ؟ عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ مِنْهُ فَقَالُوا :ف هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَاق

251. Ahmad bin Isa menceritakan pada kami: Abdullah bin Wahb menceritakan pada kami: Amru bin Harits mengabarkan pada kami: bahwa Abu Nadhr menceritakan padanya: dari Sulaiman bin Yasar, Dari Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa sama sekali sehingga Saya melihat ditengah candanya, melainkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya tersenyum."

Aisyah berkata, "Ketika Rasulullah melihat awan atau angin, maka terlihat diwajahnya,  Lalu Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya orang-orang apabila melihat awan hitam, mereka bergembira seraya mengharap agar awan tersebut mengandung hujan, tetapi saya melihat jika engkau melihat awan hitam, tampak di wajahmu rasa tidak tenang." Lalu Nabi berkata, "Wahai Aisyah!, yang saya khawatirkan adalah turunnya adzab. Ada kaum yang disiksa dengan angin, sungguh segolongan kaum telah melihat siksa lalu mereka berkata, (Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami)" (Al Ahqaaf : 24)

Shahih: [Bukhari, 65- At-Tafsir, 46- Surah Al Ahqaaf, 2- Bab (Falamma Ra’auhu Aridhan Mustaqbila Audiyatihim). Muslim : 9 -Kitab Al Istisqa' 3- Bab At-Ta'awwudz 'inda ru’yatirrihi wal Ghaimi, hadits 16)]

Share on Social Media