√ Adabul Mufrad Bab no. 136
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
136. Kedermawanan Jiwa
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا اللَّيْثُ ، عَنِ ابْنِ عَجْلانَ ، عَنِ الْقَعْقَاعِ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ "
276. Yahya bin Bukair menceritakan pada kami: Laits menceritakan pada kami: dari Ibnu Ajlan, dari Al-Qa'qa', dari Abu Shalih, Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa."
Shahih, di dalam kitab Takhrijul Misykah (16).(Bukhari, 81- Kitab Ar-Riqaqu, 15- Bab Al Ghina Ghinan-nafsi. Muslim, 12- Kitab Az-Zakat, 40- Laisal Ghina 'an katsratil 'aradhi, hadits 120).
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ وَسُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ ، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : " خَدَمْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ، فَمَا قَالَ لِي : أُفٍّ، قَطُّ، وَمَا قَالَ لِي لِشَيْءٍ لَمْ أَفْعَلْهُ : أَلا كُنْتَ فَعَلْتَهُ؟ وَلا لِشَيْءٍ فَعَلْتُهُ : لِمَ فَعَلْتَهُ؟ "
277. Sulaiman bin Harb menceritakan pada kami: Hammad bin Zaid dan Sulaiman bin Al-Mughirah menceritakan pada kami, dari Tsabit, Dari Anas berkata, Saya melayani Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selama sepuluh tahun, beliau tidak pernah berkata, 'Uff (hus),’ kepada saya sama sekali dan tidak berkata kepada saya karena sesuatu yang belum saya kerjakan, 'Mengapa engkau dahulukan melakukanya?' dan tidak pernah berkata kepada saya karena sesuatu yang saya telah melakukannya, 'Mengapa engkau melakukannya?'"
Shahih, di dalam kitab Mukhtasharus Syama’il (296).(Bukhari, 78- Kitab Al Adab, 39- Bab Khusnul-khuluqi, wama yukrahu minal bukhli. Muslim, 43- Kitab Al Fadha’il 13- Bab Kana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ahsanan-nasi khuluqan, hadits 51).
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي الأَسْوَدِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو ، قَالَ : حَدَّثَنَا سَحَّامَةُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الأَصَمِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ ، يَقُولُ : " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيمًا، وَكَانَ لا يَأْتِيهِ أَحَدٌ إِلا وَعَدَهُ، وَأَنْجَزَ لَهُ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ، وَأُقِيمَتِ الصَّلاةُ، وَجَاءَهُ أَعْرَابِيٌّ فَأَخَذَ بِثَوْبِهِ، فَقَالَ : إِنَّمَا بَقِيَ مِنْ حَاجَتِي يَسِيرَةٌ، وَأَخَافُ أَنْسَاهَا، فَقَامَ مَعَهُ حَتَّى فَرَغَ مِنْ حَاجَتِهِ، ثُمَّ أَقْبَلَ فَصَلَّى "
278. Ibnu Abul Aswad menceritakan pada kami: Abdul Malik bin Amr menceritakan pada kami: Sahamah bin Abdurrahman bin Ashim menceritakan pada kami: Aku mendengar Anas ibnu Malik berkata, "Nabi shallalahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang penyayang, seseorang tidak mendatanginya kecuali dijanjikannya, dan jika beliau mempunyai janji (kepada seseorang), maka beliau menepati janji tersebut. Ketika shalat akan dimulai, seorang Arab Badui mendatanginya, lalu Rasulullah menarik baju Arab Badui tersebut dan berkata,' Sesungguhnya keperluan saya tinggal sedikit dan saya khawatir melupakannya.' Kemudian Rasulullah berdiri (berbincang-bincang) bersama Arab Badui tersebut sehingga keperluannya terpenuhi, lalu menghampiri (jamaah) untuk shalat."
Hasan, di dalam kitab Ash-Shahihah (2094).
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ ، عَنْ جَابِرٍ ، قَالَ : " مَا سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فَقَالَ : لا "
279. Qabishah menceritakan pada kami: sufyan menceritakan pada kami: dari Ibnu Munkadir, Dari jabir berkata. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah diminta pertolongannya tentang sesuatu. Kemudian beliau SAW menjawab, 'Tidak.'
Shahih, di dalam kitab Mukhtsharus-Syama'il (302). (Bukhari, 78- Kitab Al Adah, 39- Bab Husnul Khuluqi Was-Sakha'u Wama Yakrahu Minal-Bukhli. Muslim, 43- Kitab Al Vadhail, 14- Bab Ma suila Rasulullah sliallallahu 'alaihi wasallam Sya'ian Qaththu faqala, "Laa." hadits 56).
حَدَّثَنَا فَرْوَةُ بْنُ أَبِي الْمَغْرَاءِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، قَالَ : أَخْبَرَنِي الْقَاسِمُ بْنُ مُحَمَّدٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ ، قَالَ : " مَا رَأَيْتُ امْرَأَتَيْنِ أَجْوَدَ مِنْ عَائِشَةَ ، وَأَسْمَاءَ ، وَجُودُهُمَا مُخْتَلِفٌ، أَمَّا عَائِشَةُ فَكَانَتْ تَجْمَعُ الشَّيْءَ إِلَى الشَّيْءِ، حَتَّى إِذَا كَانَ اجْتَمَعَ عِنْدَهَا قَسَمَتْ، وَأَمَّا أَسْمَاءُ فَكَانَتْ لا تُمْسِكُ شَيْئًا لِغَدٍ "
280. Farwah bin Abu maghra menceritakan pada kami: Ali bin Mashur menceritakan pada kami: Dari Hisyam bin Urwah: Al-Qashim bin Muhammad mengabarkan padaku: Dari Abdullah ibnu Az-Zubair berkata, "Saya tidak melihat dua orang wanita yang lebih mulia dari pada Aisyah dan Asma’ Kemuliaan keduanya berbeda. Adapun Aisyah, beliau mengumpulkan sesuatu sedikit demi sedikit, sehingga apabila telah terkumpul, maka kemudian dia membagikannya. Adapun Asma', maka dia tidak pernah menyimpan sesuatu untuk hari esok."
Shahih sanadnya.