√ Adabul Mufrad Bab no. 138
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
138. Akhlak yang Baik Apabila Mereka Faham
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ النُّمَيْرِيُّ ، عَنْ صَالِحِ بْنِ خَوَّاتِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حِبَّانَ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الْقَائِمِ بِاللَّيْلِ "
284. Ali bin Abdullah menceritakan pada kami: Fudhail bin Sulaiman An-Numairi menceritakan pada kami: dari Shalih bin Khawwat bin Jubair, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban, dari Abu Shalih, Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya seorang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang shalat malam (Qiyamul lail)."'
Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (794-795).(Hadits ini diriwayatkan oleh Aisyah yang terdapat di dalam riwayat Abu Daud, 40- Kitab Al Adah, 7- Bab Fi Husnil-Khuluqi).
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ ، يَقُولُ : سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ، يَقُولُ : " خَيْرُكُمْ إِسْلامًا أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاقًا إِذَا فَقِهُوا "
285. Hajjaj bin Minhal menceritakan pada kami: Hammad bin Salamah menceritakan pada kami: dari Muhammad bin Ziyad, Aku mendengar Abu Hurairah berkata, "Saya mendengar Abu Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sebaik-baiknya Islam seseorang diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya diantara kalian jika mereka paham."'
Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (1846).
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي ، قَالَ : حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ ، قَالَ : حَدَّثَنِي ثَابِتُ بْنُ عُبَيْدٍ ، قَالَ : " مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَجَلَّ إِذَا جَلَسَ مَعَ الْقَوْمِ، وَلا أَفْكَهَ فِي بَيْتِهِ، مِنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ
286. Amr bin Hafs menceritakan pada kami: Bapaku menceritakan pada kami, Al-Amasy menceritakan pada kami: Dari Tsabit ibnu Ubaid berkata, "Saya tidak melihat seseorang yang lebih mulia jika duduk bersama kaumnya dan yang lebih lucu di dalam rumahnya dari Zaid ibnu Tsabit."
Shahih sanadnya.
حَدَّثَنَا صَدَقَةُ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ ، عَنْ دَاوُدَ بْنِ حُصَيْنٍ ، عَنْ عِكْرِمَةَ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : " سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى قَالَ : الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ "
287. Shadaqah menceritakan pada kami: Yazid bin Harun mengabarkan pada kami: dari Muhammad bin Ishaq, dari Daud bin Hushain, dari Ikrimah, Dari Ibnu Abbas berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya, 'Agama apa yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla?” Nabi bersabda, 'Agama yang lurus dan toleran (Islam).'"
Hasan lighairihi, di dalam kitab Ash-Shahihah (881).
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ عَلِيٍّ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : " أَرْبَعُ خِلالٍ إِذَا أُعْطِيتَهُنَّ فَلا يَضُرُّكَ مَا عُزِلَ عَنْكَ مِنَ الدُّنْيَا : حُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعَفَافُ طُعْمَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحِفْظُ أَمَانَةٍ "
288. Abdullah bin Shalih menceritakan pada kami: Musa bin Ali menceritakan padaku: dari Bapaknya, Dari Abdullah Ibnu Amru berkata. "Empat sifat apabila diberikan kepadamu, maka tidak ada yang menyakitmu selama engkau tidak dijauhkan dari dunia (mati), yaitu akhlak yang bagus, memelihara diri dari makanan (keharaman) yang dimakan, berkata benar, dan menjaga amanat."
Shahih, diriwayatkan secara mauquf dan menjadi hadits shahih yang marfu' di dalam kitab Ash-Shahihah (733).
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ يَزِيدَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبِي ، يَقُولُ : سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ ، يَقُولُ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " تَدْرُونَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ؟ قَالُوا : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : الأَجْوَفَانِ : الْفَرْجُ وَالْفَمُ، وَأَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ؟ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ "
289. Abu Nuaim menceritakan pada kami: Daud bin Yazid menceritakan pada kami: Aku mendengar Bapakku: Aku mendengar Abu Hurairah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Apakah engkau mengetahui sebab yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka? Mereka menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya.' Rasulullah berkata, 'Dua lubang yang terbuka, yaitu Farjun (kemaluan) dan mulut. Kemudian apa yang-menyebabkan seseorang paling banyak masuk ke surga? Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik."'
Hasan, di dalam kitab Takhrijut-Targhib (3/256). (Ibnu Majah, 37- Kitab Az-Zuhdu, 29- Bab Dzikrudz-Dzunub, hadits 4246).
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْجَلِيلِ بْنُ عَطِيَّةَ ، عَنْ شَهْرٍ ، عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ ، قَالَتْ : " قَامَ أَبُو الدَّرْدَاءِ لَيْلَةً يُصَلِّي، فَجَعَلَ يَبْكِي، وَيَقُولُ : " اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي، حَتَّى أَصْبَحَ، قُلْتُ : يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ، مَا كَانَ دُعَاؤُكَ مُنْذُ اللَّيْلَةِ إِلا فِي حُسْنِ الْخُلُقِ؟، فَقَالَ : يَا أُمَّ الدَّرْدَاءِ ، إِنَّ الْعَبْدَ الْمُسْلِمَ يَحْسُنُ خُلُقُهُ، حَتَّى يُدْخِلَهُ حُسْنُ خُلُقِهِ الْجَنَّةَ، وَيَسِيءُ خُلُقُهُ، حَتَّى يُدْخِلَهُ سُوءُ خُلُقِهِ النَّارَ، وَالْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يُغْفَرُ لَهُ وَهُوَ نَائِمٌ، فَقُلْتُ : يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ، كَيْفَ يُغْفَرُ لَهُ وَهُوَ نَائِمٌ؟ قَالَ : يَقُومُ أَخُوهُ مِنَ اللَّيْلِ فَيَتَهَجَّدُ فَيَدْعُو اللَّهَ تَعَالَى فَيَسْتَجِيبُ لَهُ، وَيَدْعُو لأَخِيهِ فَيَسْتَجِيبُ لَهُ فِيهِ "
290. Abdullah bin Muhammad menceritakan pada kami: Abu Amir menceritakan pada kami: Abdul Jalil bin Athiyah menceritakan pada kami: Dari Syahr dari Ummu Darda', ia berkata, "Pada suatu malam Abu Darda' bangun dari tidur untuk menunaikan shalat malam, kemudian ia menangis sambil berdoa, 'Ya Allah, telah kau baguskan penciptaanku, maka perbaguslah pula budi pekertiku.' hingga pagi. Maka aku bertanya, 'Wahai Abu Darda', mengapa doamu sepanjang malam hanya mengenai budi pekerti saja?' Ia menjawab, 'Wahai Ummu Darda ', seorang hamba yang muslim akan baik penciptaan-nya bila budi pekertinya baik yang dapat memasukannya ke dalam surga. Penciptaan hamba tadi akan buruk penciptaannya sehingga akhlaknya buruk dan memasukkannya ke dalam neraka. Hamba yang muslim akan diampuni dosanya meskipun kala tertidur. ' Aku bertanya, 'Wahai Abu Darda', bagaimana ia bisa diampuni dosanya sedang ia tertidur? 'Ia menjawab, 'Bila seorang sahabatnya bangun malam untuk bertahajud dan berdoa kepada Allah kemudian diperkenankan doa tersebut, dan ia juga berdoa untuk sahabatnya dan doa itupun dikabulkan.
Isnadnya dha'if sebab kedha'ifan Syahr, namun doa sebab memperbaiki budi pekerti adalah shahih, (Al Irwa', 74).
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ ، عَنْ زِيَادِ بْنِ عِلاقَةَ ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيكٍ ، قَالَ : " كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَاءَتِ الأَعْرَابُ، نَاسٌ كَثِيرٌ مِنْ هَاهُنَا وَهَاهُنَا، فَسَكَتَ النَّاسُ لا يَتَكَلَّمُونَ غَيْرَهُمْ، فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَعَلَيْنَا حَرَجٌ فِي كَذَا وَكَذَا؟ فِي أَشْيَاءَ مِنْ أُمُورِ النَّاسِ، لا بَأْسَ بِهَا، فَقَالَ : يَا عِبَادَ اللَّهِ، وَضَعَ اللَّهُ الْحَرَجَ، إِلا امْرَأً اقْتَرَضَ امْرَأً ظُلْمًا فَذَاكَ الَّذِي حَرِجَ وَهَلَكَ "
قَالُوا : " يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَنَتَدَاوَى؟ قَالَ : نَعَمْ يَا عِبَادَ اللَّهِ، تَدَاوَوْا، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً إِلا وَضَعَ لَهُ شِفَاءً، غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ، قَالُوا : وَمَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : الْهَرَمُ "
قَالُوا : " يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا خَيْرُ مَا أُعْطِيَ الإِنْسَانُ؟ قَالَ : خُلُقٌ حَسَنٌ
291. Abu Nu'man menceritakan pada kami: Abu Awanah menceritakan pada kami: dari Ziyad bin Ilaqah, Dari Usamah bin Syarik berkata, "Saya berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan orang Arab Badui berdatangan, lalu banyak orang dari sini dan dari sini. Setelah itu mereka diam dan tidak berbicara, demikian juga yang lainnya. Kemudian mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah!, apakah atas kami larangan dalam masalah ini dan itu? Dalam banyak hal dari urusan-urusan agama yang sebenarnya tidak apa-apa.' Lalu Nabi menjawab, 'Wahai hamba-hamba Allah! Allah telah membuat larangan, yaitu seseorang yang meminjamkan sesuatu kepada orang lain dengan kezhaliman, maka itulah orang yang mendapatkan kesulitan dan yang akan binasa.'
Para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah kita berobat?' Rasulullah menjawab, 'Ya, wahai hamba Allah berobatlah!, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan juga obatnya, kecuali satu penyakit.' Para sahabat bertanya, 'Apa itu wahai Rasulullah?' Rasulullah menjawab, 'Al Haramu (ketuaan).'
Mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam! Apakah yang terbaik yang telah diberikan kepada manusia?.' Rasulullah menjawab, 'Akhlak yang baik!"
Shahih, di dalam kitab Takhrijut-Targhib (3/259) dan Ghayatul-Maram (292). (Ibnu Majah, 31- Kitab At-Thibbu, 1- Bab Ma Anzala Lahu Da'an Illa Anzala lahu Syifaan, hadits 3436).
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا ابْنُ شِهَابٍ ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ ، قَالَ : " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، يَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ ، كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ "
292.Musa bin Ismail menceritakan pada kami: Ibrahim bin Said menceritakan pada kami: Ibnu Syihab mengabarkan pada kami: dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, bahwa Ibnu Abbas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang sangat lembut hatinya dengan kebaikan, terlebih-lebih pada bulan Ramadhan ketika Jibril mendatanginya. Jibril AS mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan dan mengajarkan Al Qur'an kepadanya. Apabila Jibril datang menemui beliau, maka Rasulullah menjadi orang yang lembut hatinya, dengan kebaikan melebihi angin yang bertiup kencang."
Shahih, di dalam kitab Al Irwa (888). (Bukhari, 1- Kitab Bad’il-Khalqi, 5- Bab Haddatsana 'Abdan. Muslim, 43- Kitab Al Fadha’il, 12-Bab Kanan-Nabiyyu shallallahu 'alaihi wasallam Ajwadan-Nasi, hadits 50.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلامٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ، عَنِ الأَعْمَشِ ، عَنْ شَقِيقٍ ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " حُوسِبَ رَجُلٌ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَلَمْ يُوجَدْ لَهُ مِنَ الْخَيْرِ إِلا أَنَّهُ كَانَ رَجُلا يُخَالِطُ النَّاسَ وَكَانَ مُوسِرًا، فَكَانَ يَأْمُرُ غِلْمَانَهُ أَنْ يَتَجَاوَزُوا عَنِ الْمُعْسِرِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : فَنَحْنُ أَحَقُّ بِذَلِكَ مِنْهُ، فَتَجَاوَزَ عَنْهُ "
293. Muhammad bin Salam menceritakan pada kami: Abu Muawiyah mengabarkan pada kami: dari Al-Amasy, dari Syaqiq, Dari Abu Mas'ud Al Anshari berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Seseorang pada masa sebelum kamu telah dihisab (dihitung amalnya), lalu tidak ditemukan sedikitpun kebaikan padanya, tetapi dia adalah seorang yang bergaul dengan masyarakat dan dia kaya raya, sehingga dia memerintahkan anak-anaknya agar menghapuskan (hutang) orang yang kesulitan. Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Sebenarnya Kami lebih berhak dengan hal itu darinya, maka (Wahai para malaikat) ampunilah dia.'"
Shahih, Ahaditsul-Buyu', [Muslim, 22- Kitab Al Musaqah, hadits 30].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلامٍ ، عَنِ ابْنِ إِدْرِيسَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ، عَنْ جَدِّي ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : " سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ؟ قَالَ : تَقْوَى اللَّهِ، وَحُسْنُ الْخُلُقِ، قَالَ : وَمَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ النَّارَ؟ قَالَ : الأَجْوَفَانِ : الْفَمُ وَالْفَرْجُ "
294. Muhammad bin Salam menceritakan pada kami: dari Ibnu Idris, aku mendengar Bapakku bercerita,dari kakekku, dari Abu Hurairah, ditanyakan kepada Rasulullah saw: Apa penyebab terbanyak masuk Surga ? Rasulullah saw bersabda: Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang baik, Apa penyebab terbanyak masuk neraka ? Beliau menjawab: Dua Lubang yaitu mulut dan kemaluan.
Hasan Lihat hadits no 289
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مَعْنٌ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ نَوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ الأَنْصَارِيِّ ، " أَنَّهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبِرِّ وَالإِثْمِ؟ قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالإِثْمُ مَا حَكَّ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ "
295. Ibrahim bin Mundzir menceritakan pada kami: Ma'n menceritakan pada kami: dari Muawiyah, dari Abdurrahman bin Jubair, dari Bapaknya, Dari Nawwas ibnu Sam'an Al Anshari, bahwasanya dia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan dosa Rasulullah menjawab. "Kebaikan adalah akhlak yang baik dan, sedangkan dosa adalah sesuatu yang tersembunyi di dalam dadamu dan engkau tidak suka bila diketahui orang lain."
Shahih, di dalam kitab At-Ta'liqu Ar-Raghib (3/256). [Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilatu wal Adab, hadits, 14 dan 15].