√ Adabul Mufrad Bab no. 212
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
212. Berlomba-lomba Meninggikan Bangunan
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ، حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي الزِّنَادِ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَطَاوَلَ النَّاسُ فِي الْبُنْيَانِ "
449. Ismail menceritakan pada kami: Ibnu Abu Zinad menceritakan padaku: dari Bapaknya, dari Abdurrahman Al-A'raj, Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hari kiamat tidak akan bangkit sehingga orang-orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan."
Shahih, di dalam kitab Al Irwa (1/32/3). [Bukhari dalam, 92- Kitab Al Fitan, 25- Bab Haddatsana Musaddad].
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ : حَدَّثَنَا حُرَيْثُ بْنُ السَّائِبِ، قَالَ : سَمِعْتُ الْحَسَنَ، يَقُولُ : " كُنْتُ أَدْخُلُ بُيُوتَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خِلافَةِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ فَأَتَنَاوَلُ سُقُفَهَا بِيَدِي "
450. Abdullah menceritakan pada kami: huraits bin Sa'ib menceritakan pada kami: Aku mendengar Al Hasan Al Bashri berkata, "Saya pernah masuk rumah-rumah para istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada masa khilafah Utsman ibnu Affan, lalu saya dapat memegang atapnya dengan tangan saya."
Shahih, sanadnya.
" وَبِالسَّنَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ : أَخْبَرَنَا دَاوُدُ بْنُ قَيْسٍ، قَالَ : " رَأَيْتُ الْحُجُرَاتِ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ مَغْشِيًّا مِنْ خَارِجٍ بِمُسُوحِ الشَّعْرِ، وَأَظُنُّ عَرْضَ الْبَيْتِ مِنْ بَابِ الْحُجْرَةِ إِلَى بَابِ الْبَيْتِ نَحْوًا مِنْ سِتِّ أَوْ سَبْعِ أَذْرُعٍ، وَأَحْزِرُ الْبَيْتَ الدَّاخِلَ عَشْرَ أَذْرُعٍ، وَأَظُنُّ سُمْكَهُ بَيْنَ الثَّمَانِ وَالسَّبْعِ نَحْوَ ذَلِكَ، وَوَقَفْتُ عِنْدَ بَابِ عَائِشَةَ، فَإِذَا هُوَ مُسْتَقْبِلٌ الْمَغْرِبَ "
451. Dengan sanad yang sama dari abdullah: Daud ibnu Qais mengabarkan pada kami: ia berkata, "Saya melihat kamar-kamar yang (terbuat) dari pelepah kurma, ditutup dari luarnya dengan tenunan kasar dari bulu, saya kira lebar rumah di pintu kamar sampai pintu rumah kurang lebih 6/7 dzira' dan saya kira lebar rumah yang dalam 10 dzira', saya kira tinggi rumah tersebut antara 8 dan 7 dzira', dan saya berhenti di pintu Aisyah, tiba-tiba rumah itu menghadap ke Maghrib (Barat)."
Shahih, sanadnya.
وَبِالسَّنَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ مَسْعَدَةَ ، عَنْ عبد الله الرومي، قَالَ : دَخَلْتُ عَلَى أم طلق، فَقُلْتُ : مَا أَقْصَرَ سَقْفَ بَيْتِكِ هَذَا؟ قَالَتْ : يَا بُنَيَّ، إِنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، كَتَبَ إِلَى عُمَّالِهِ : " أَنْ لا تُطِيلُوا بِنَاءَكُمْ، فَإِنَّهُ مِنْ شَرِّ أَيَّامِكُمْ
452. Dengan sanad yang sama dari Abdullah: Ali bin Mas'adah mengabarkan pada kami: Dari Abdullah Ar-Rumi berkata, "Aku menghampiri Ummu Talaq sambil berkata, 'Rendah sekali langit-langit rumahmu ini.' Ia berkata, 'Wahai anakku, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab memerintah-kan kepada para buruhnya agar jangan membuat bangunan rumah yang menjulang. Sebab bila itu terjadi, maka itulah zaman yang paling buruk'"
Isnadnya dha'if, Abdullah Ar-rumi dan Ummu Talaq tidak dikenal.