Adabul Mufrad Bab no. 251

√ Adabul Mufrad Bab no. 251



Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.

251. Sombong/Takabbur

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ، عَنِ الصَّقْعَبِ بْنِ زُهَيْرٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ قَالَ : لا أَعْلَمُهُ إِلا عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو ، قَالَ : " كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْبَادِيَةِ عَلَيْهِ جُبَّةُ سِيجَانٍ، حَتَّى قَامَ عَلَى رَأْسِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقَالَ : إِنَّ صَاحِبَكُمْ قَدْ وَضَعَ كُلَّ فَارِسٍ، أَوْ قَالَ : يُرِيدُ أَنْ يَضَعَ كُلَّ فَارِسٍ، وَيَرْفَعَ كُلَّ رَاعٍ، فَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بِمَجَامِعِ جُبَّتِهِ، فَقَالَ : أَلا أَرَى عَلَيْكَ لِبَاسَ مَنْ لا يَعْقِلُ، ثُمَّ قَالَ : إِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ نُوحًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ، قَالَ لابْنِهِ : إِنِّي قَاصٌّ عَلَيْكَ الْوَصِيَّةَ، آمُرُكَ بِاثْنَتَيْنِ، وَأَنْهَاكَ عَنِ اثْنَتَيْنِ : آمُرُكَ بِلا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، فَإِنَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَالأَرَضِينَ السَّبْعَ، لَوْ وُضِعْنَ فِي كِفَّةٍ وَوُضِعَتْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ فِي كِفَّةٍ لَرَجَحَتْ بِهِنَّ، وَلَوْ أَنَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَالأَرَضِينَ السَّبْعَ كُنَّ حَلْقَةً مُبْهَمَةً لَقَصَمَتْهُنَّ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، فَإِنَّهَا صَلاةُ كُلِّ شَيْءٍ، وَبِهَا يُرْزَقُ كُلُّ شَيْءٍ، وَأَنْهَاكَ عَنِ الشِّرْكِ وَالْكِبْرِ، فَقُلْتُ، أَوْ قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَذَا الشِّرْكُ قَدْ عَرَفْنَاهُ، فَمَا الْكِبْرُ؟ هُوَ أَنْ يَكُونَ لأَحَدِنَا حُلَّةٌ يَلْبَسُهَا؟ قَالَ : لا، قَالَ : فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لأَحَدِنَا نَعْلانِ حَسَنَتَانِ، لَهُمَا شِرَاكَانِ حَسَنَانِ؟ قَالَ : لا، قَالَ : فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لأَحَدِنَا دَابَّةٌ يَرْكَبُهَا؟ قَالَ : لا، قَالَ : فَهُوَ أَنْ يَكُونَ لأَحَدِنَا أَصْحَابٌ يَجْلِسُونَ إِلَيْهِ؟ قَالَ : لا، قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا الْكِبْرُ؟ قَالَ : سَفَهُ الْحَقِّ، وَغَمْصُ النَّاسِ "

.حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ ، عَنْ زَيْدٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّهُ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَمِنَ الْكِبْرِ.. .؟ نَحْوَهُ

548. Sulaiman bin Harb menceritakan padaku: Hammad bin Zaid menceritakan padaku: dari Saq'ab bin Zuhair, dari Zaid bin Aslam, dari Atha bin yasar,  Dari Abdullah bin Amru berkata, "Kami duduk-duduk di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu seseorang dari kampung (Arab Badui) yang memakai jubah Saijan (berwarna hijau) datang, dan dia berdiri di dekat kepala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu berkata, 'Sesungguhnya teman kalian telah menundukkan setiap penunggang kuda (atau dia berkata, 'Ingin menundukkan setiap penunggang kuda) dan mengangkat setiap penggembala (pemimpin)!' Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memegang bagian terpenting dari jubahnya (Majaami') dan bersabda, 'Ketahuilah, bahwa saya melihat engkau memakai baju orang yang tidak berakal'. Lalu Nabi bersabda, 'Sesungguhnya Nabi Allah Nuh shallallahu 'alaihi wasallam tatkala menjelang wafatnya berkata kepada anak laki-lakinya, 'Saya akan mewasiatkan kepadamu satu wasiat, yaitu memerintahkanmu dengan dua hal dan melarangmu dengan dua hal. Saya perintahkan kepadamu agar bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, bahwasanya langit yang tujuh dan bumi yang tujuh sekiranya diletakkan pada satu daun timbangan dan Laa Ilaaha Illallaahu diletakkan pada satu daun timbangan yang lain, maka kalimat tersebut tentu lebih berat. Sekiranya ketujuh langit dan ketujuh bumi itu merupakan satu lingkaran yang samar (sulit), niscaya akan terpecahkan dengan kalimat Laa Ilaaha Illallaahu dan Subhaanallahi wa bi Hamdihi (Maha Suci Allah dan dengan memuji kepada-Nya) karena kalimat tersebut merupakan shalatnya setiap sesuatu dan sebab kalimat tersebut setiap sesuatu diberikan rezeki. Saya melarangmu dengan syirik (menyekutukan Allah) dan bersikap sombong takabbur."' Lalu saya berkata -atau dikatakan- "Wahai Rasulullah!, tentang syirik kami telah mengetahuinya, lalu apa itu takabbur?, dan apakah sombong itu adalah salah seorang di antara kami mempunyai perhiasan yang dipakainya?" Nabi menjawab, "Bukan." Ibnu Umar berkata, "Apakah seseorang di antara kami mempunyai dua sandal yang bagus-bagus yang mempunyai tali yang bagus?" Nabi menjawab, "Bukan." Ibnu Umar berkata, "Apakah salah seorang di antara kami mempunyai teman-teman yang bisa diajak berkumpul?" Nabi menjawab, "Bukan." Ibnu Umar berkata, "Wahai Rasulullah lalu sombong itu apa?" Nabi menjawab, "Tidak mengetahui kebenaran serta meremehkannya, dan menghina serta merendahkan orang lain."

Abdullah bin Maslamah menceritakan pada kami: Abdul Aziz menceritakan pada kami: dari Zaid dari Abdullah bin amr: hadits semisal

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (134).


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ الْقَاسِمِ أَبُو عُمَرَ الْيَمَامِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ خَالِدٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَقُولُ : " مَنْ تَعَظَّمَ فِي نَفْسِهِ، أَوِ اخْتَالَ فِي مِشْيَتِهِ، لَقِيَ اللَّهَ تَعَالَى وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ "

549. Musaddad menceritakan pada kami: Yunus bin Al-Qasim abu Umar Al-yamami menceritakan pada kami: Ikrimah bin Khalid menceritakan pada kami: Aku mendengar Ibnu Umar, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa membanggakan dirinya atau merasa sombong dalam langkahnya, maka dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan memurkainya."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (543).


حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ مُحَمَّدٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : " مَا اسْتَكْبَرَ مَنْ أَكَلَ مَعَهُ خَادِمُهُ، وَرَكِبَ الْحِمَارُ بِالأَسْوَاقِ، وَاعْتَقَلَ الشَّاةَ فَحَلَبَهَا "

550. Abdul Aziz bin Abdullah menceritakan pada kami: dari Abdul Aziz bin Muhammad, dari Muhammad bin Amr, dari Abu Salamah, Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak dianggap sombong orang yang makan bersama pembantunya, naik himar di pasar, dan mengikat kambing lalu memerah (susunya)."'

Hasan, di dalam kitab Ash-Shahiltah (2218).


حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ بَحْرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ هَاشِمِ بْنِ الْبَرِيدِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا صالح بياع الأكسية، عَنْ جَدَّتِهِ قَالَتْ : " رَأَيْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، اشْتَرَى تَمْرًا بِدِرْهَمٍ، فَحَمَلَهُ فِي مِلْحَفَتِهِ، فَقُلْتُ لَهُ، أَوْ قَالَ لَهُ رَجُلٌ : أَحْمِلُ عَنْكَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟ قَالَ : لا، أَبُو الْعِيَالِ أَحَقُّ أَنْ يَحْمِلَ "

551. Musa bin Bahri menceritakan pada kami: Ali bin Hasyim bin Al-barid menceritakan pada kami: halih Baya' Al Aksiyah menceritakan pada kami, dari neneknya, ia berkata, "Saya pernah melihat Ali RA membeli kurma dengan dirham, lalu dia memasukannya ke dalam jubahnya, maka saya berkata kepadanya (atau seseorang berkata kepadanya), 'Wahai Amirul Mukminin, maukah aku bawakan (kurmamu?) ' Dia berkata, 'Tidak, Abu 'Ayyal lebih berhak untuk membawanya'"

Sanad hadits ini lemah karena Shalih dan neneknya, kedua-duanya majhul. Namun secara maknawi hadits ini marfu', akan tetapi hadits ini adalah hadits maudhu'. (Adh-Dha'ifah,  89)


حَدَّثَنَا عُمَرُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي ، قَالَ : حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَاقَ ، عَنْ أَبِي مُسْلِمٍ الأَغَرِّ حَدَّثَهُ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ وَأَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ : " الْعِزُّ إِزَارَهُ، وَالْكِبْرِيَاءُ رِدَاؤُهُ، فَمَنْ نَازَعَنِي بِشَيْءٍ مِنْهُمَا عَذَّبْتُهُ "

552. Umar menceritakan pada kami: Bapakku menceritakan pada kami: Al-amasy menceritakan pada kami: Abu Ishaq menceritakan pada kami: dari Abu Muslim Al-Aghar menceritakan padanya: Dari Abu Said Al Khudri dan Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallatn bersabda, "Kemuliaan itu sarungnya dan kebesaran itu selendangnya. Barang siapa memusuhi saya dengan sesuatu dari kedua sifat tersebut, maka saya akan menyiksanya."

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (541). [Muslim, 45-Kitab Al Birru wash-Shilatu wa Adab, hadits 136].


حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ ، قَالَ : حَدَّثَنِي أَبُو رَوَاحَةَ يَزِيدُ بْنُ أَيْهَمَ ، عَنِ الْهَيْثَمِ بْنِ مَالِكٍ الطَّائِيِّ ، قَالَ : سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ ، يَقُولُ عَلَى الْمِنْبَرِ، قَالَ : " إِنَّ لِلشَّيْطَانِ مَصَالِيًا وَفُخُوخًا، وَإِنَّ مَصَالِيَ الشَّيْطَانِ وَفُخُوخَهُ : الْبَطَرُ بِأَنْعُمِ اللَّهِ، وَالْفَخْرُ بِعَطَاءِ اللَّهِ، وَالْكِبْرِيَاءُ عَلَى عِبَادِ اللَّهِ، وَاتِّبَاعُ الْهَوَى فِي غَيْرِ ذَاتِ اللَّهِ "

553. Ali bin Hujr menceritakan pada kami: Ismail menceritakan pada kami: Abu Rawahah Yazid bin Aiham menceritakan padaku: Dari Al Haitsam bin Malik Ath-Tha'i berkata, "Saya mendengar An-Nu'man bin Basyir berkhutbah di atas mimbar seraya berkata, 'Sesungguhnya syetan itu mempunyai jerat dan perangkap. Sesungguhnya jerat dan perangkap syetan adalah inkar terhadap nikmat Allah, sombong terhadap pemberian Allah, angkuh terhadap hamba-hamba Allah, serta mengikuti hawa nafsu pada selain Dzat Allah."'


حَدَّثَنَا عَلِيٌّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ، عَنْ أَبِي الزِّنَادِ ، عَنِ الأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ : " احْتَجَّتِ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ، وَقَالَ سُفْيَانُ أَيْضًا : اخْتَصَمَتِ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ ، قَالَتِ النَّارُ : يَلِجُنِي الْجَبَّارُونَ، وَيَلِجُنِي الْمُتَكَبِّرُونَ، وَقَالَتِ الْجَنَّةُ : يَلِجُنِي الضُّعَفَاءُ، وَيَلِجُنِي الْفُقَرَاءُ، قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ : أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، ثُمَّ قَالَ لِلنَّارِ : أَنْتِ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمَا مِلْؤُهَا "

554. Ali menceritakan pada kami: sufyan menceritakan pada kami, dari Abu Zinad, dari Al-A'raj,  Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Surga dan neraka saling menghujat, dan [Sufyan berkata, Surga dan neraka saling berargumentasi). Neraka berkata, 'Yang akan masuk kepadaku adalah para pembuat kerusakan dan akan masuk kepadaku orang-orang yang sombong.' Surga berkata, 'Yang akan masuk kepadaku adalah orang-orang yang lemah dan yang masuk kepadaku adalah orang-orang fakir.' Allah Tabaraka wata'ala berkata kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, denganmu Aku mengasihi orang yang Aku kehendaki.' Kemudian Allah berkata kepada neraka, 'Engkau adalah siksa-Ku, denganmu Aku menyiksa orang yang Aku kehendaki, dan setiap kamu akan mempunyai penghuninya."'

Shahih, di dalam kitab Zhilalul-Jannah (528). [Bukhari, 65- Kitab At-Tafsir, 50- Surah Qaaf, 1- Bab wa Taqulu Hal Min Mazidin. Muslim, 51- Kitab Al Jannah wa Shifatu Na'imiha wa Ahliha, hadits 32,35, dan 36].


حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ جَمِيعٍ ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ، قَالَ : " لَمْ يَكُنْ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مُتَحَزِّقِينَ، وَلا مُتَمَاوِتِينَ، وَكَانُوا يَتَنَاشَدُونَ الشِّعْرَ فِي مَجَالِسِهِمْ، وَيَذْكُرُونَ أَمْرَ جَاهِلِيَّتِهِمْ، فَإِذَا أُرِيدَ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَلَى شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ، دَارَتْ حَمَالِيقُ عَيْنَيْهِ كَأَنَّهُ مَجْنُونٌ "

555. Ishaq menceritakan pada kami: Muhamamd bin Fadhl menceritakan pada kami: Walid bin Jami' menceritakan pada kami: dDari Abu Salamah bin Abdurrahman berkata, "Tidaklah para sahabat Rasulullah itu adalah orang-orang yang suka bergerombol, dan tidak pula berpura-pura mati (bermalas-malasan). Mereka selalu menasyidkan (melagukan) syair di majelis-majelis mereka dan mereka mengingat urusan kejahiliannya. Apabila salah seorang di antara mereka diperintahkan untuk melaksanakan perintah Allah, maka kedua matanya melotot seakan-akan dia gila."

Hasan, di dalam kitab Ash-Shahihah (435).


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى ، قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا هِشَامٌ ، عَنْ مُحَمَّدٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، " أَنَّ رَجُلا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  وَكَانَ جَمِيلا، فَقَالَ : حُبِّبَ إِلَيَّ الْجَمَالُ، وَأُعْطِيتُ مَا تَرَى، حَتَّى مَا أُحِبُّ أَنْ يَفُوقَنِي أَحَدٌ، إِمَّا قَالَ : بِشِرَاكِ نَعْلٍ، وَإِمَّا قَالَ : بِشِسْعٍ أَحْمَرَ، الْكِبْرُ ذَاكَ؟ قَالَ : لا، وَلَكِنَّ الْكِبْرَ مَنْ بَطَرَ الْحَقَّ، وَغَمَطَ النَّاسَ "

556. Muhammad bin Al-Mutsana menceritakan pada kami: Abdul Wahab menceritakan pada kami: Hisyam menceritakan pada kami: dari Muhammad , Dari Abu Hurairah, Bahwa seseorang mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam -dan seorang tersebut tampan wajahnya- lalu dia berkata, "Saya senang keindahan dan saya telah diberikan sesuatu yang engkau bisa lihat, sehingga saya tidak senang diungguli oleh seseorang (Adakalanya berkata, dengan tali sandal, dan adakalanya berkata, dengan jepitan sandal) apakah itu termasuk kesombongan?." Nabi menjawab, "Tidak. Kesombongan adalah meremehkan kebenaran dan merendahkan orang lain".

Shahih, di dalam kitab Ash-Shahihah (4/168). [Abu Daud, 31-Kitab Al-Libas, 26- Bab Ma Ja'afil Kibari. 'An Ibni Mas'ud fi Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru, 60- Bab Ma Ja‘a fi Kibari].


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلامٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَجْلانَ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ جَدِّهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ : " يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُورَةِ الرِّجَالِ، يَغْشَاهُمُ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ، يُسَاقُونَ إِلَى سِجْنٍ مِنْ جَهَنَّمَ يُسَمَّى : بُولَسَ، تَعْلُوهُمْ نَارُ الأَنْيَارِ، وَيُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ، طِينَةَ الْخَبَالِ "

557. Muhammad bin Salam menceritakan pada kami: Abdullah bin Mubarak mengabarkan pada kami, dari Muhammad bin Ajlan, Dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, " Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari kiamat seperti debu yang berbentuk orang. Mereka dinaungi kehinaan dari segala penjuru, mereka digiring menuju penjara neraka Jahannam yang bernama, (Bulas), mereka merasakan panas seperti panasnya air mendidih lantaran api neraka yang mengelilinginya, dan mereka diberikan minum dari sirup-sirup penghuni neraka, bagaikan tanah liat yang rusak."

Hasan, di dalam kitab At-Targhib (4/18). Al Misykah (5112). [Tirmidzi, 35- Kitab Shifatul Qiyamah, 47- Bab Haddatsana Hanad].

Share on Social Media