√ Adabul Mufrad Bab no. 68
Sumber: Aplikasi Android Shahih Adabul Mufrad.
68. Pengaduan Tetangga
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلانَ قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَجُلٌ : " يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِي جَارًا يُؤْذِينِي، فَقَالَ : انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَتَاعَكَ إِلَى الطَّرِيقِ، فَانْطَلَقَ، فَأَخْرِجَ مَتَاعَهُ، فَاجْتَمَعَ النَّاسُ عَلَيْهِ فَقَالُوا : مَا شَأْنُكَ؟ قَالَ : لِي جَارٌ يُؤْذِينِي، فَذَكَرْتُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَتَاعَكَ إِلَى الطَّرِيقِ، فَجَعَلُوا يَقُولُونَ : اللَّهُمَّ الْعَنْهُ، اللَّهُمَّ أَخْزِهِ، فَبَلَغَهُ، فَأَتَاهُ فَقَالَ : ارْجِعْ إِلَى مَنْزِلِكَ، فَوَاللَّهِ لا أُؤْذِيكَ
124. Ali bin Abdullah menceritakan pada kami: Shafwan bin Iyas menceritakan pada kami: Muhammad bin Ajlan menceritakan pada kami: Bapakku menceritakan pada ku: Dari Abu Hurairah berkata, "Seseorang berkata, 'Wahai Rasulullah!, sesungguhnya aku mempunyai seorang tetangga yang menyakitiku." Lalu Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Pulanglah dan keluarkan harta bendamu ke jalan.' Kemudian orang tersebut pulang, lalu mengeluarkan semua harta bendanya. Tiba-tiba orang-orang mengerumuninya sambil bertanya, 'Apa yang terjadi padamu?' Dia menjawab, "Aku mempunyai tetangga yang menyakitiku. Lalu aku sampaikan (hal ini) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian Nabi berkata, "Pulanglah, lalu keluarkanlah harta bendamu ke jalan."' Kemudian orang-orang itu berdoa, 'Ya Allah, laknatlah ia, ya Allah hinakanlah ia. Lalu kejadian ini sampai kepadanya (tetangga yang menyakitinya), kemudian dia bergegas menghampirinya sambil berkata, 'Kembalilah ke rumahmu, demi Allah! aku tidak akan menyakitimu.'"
Hasan shahih, di dalam kitab At-Ta'liqu Ar-Raghib (3/235). (Abu Daud, 40- Kitab Al Adah, 123- Bab Fi Haqqil Jiwar).
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حَكِيمٍ الأَوْدِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنَا شَرِيكٌ ، عَنْ أَبِي عُمَرَ ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ ، قَالَ : " شَكَا رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَارَهُ، فَقَالَ : احْمِلْ مَتَاعَكَ فَضَعْهُ عَلَى الطَّرِيقِ، فَمَنْ مَرَّ بِهِ يَلْعَنُهُ، فَجَعَلَ كُلُّ مَنْ مَرَّ بِهِ يَلْعَنُهُ، فَجَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : مَا لَقِيتُ مِنَ النَّاسِ؟ فَقَالَ : إِنَّ لَعْنَةَ اللَّهِ فَوْقَ لَعْنَتِهِمْ، ثُمَّ قَالَ لِلَّذِي شَكَا : كُفِيتَ أَوْ نَحْوَهُ "
125. Ali bin Hakim Al-Audi menceritakan pada kami: Syarik menceritakan pada kami: dari Abu Umar, Dari Abu Juhaifah, dia berkata, "Seseorang mengadukan tetangganya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu Nabi berkata, 'Bawalah harta bendamu lalu letakkanlah harta itu di jalan, maka siapa saja yang melewatinya akan melaknat tetangganya.' Kemudian setiap orang yang melewatinya melaknatnya, lalu dia (tetangganya) mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau berkata, 'Apa yang engkau temui dari orang-orang itu? Nabi bersabda, 'Sesungguhnya laknat Allah melebihi laknat mereka.' Kemudian Nabi berkata kepada yang mengadukannya, 'Cukup sudah bagimu.'" Atau perkataan semacamnya.
Hasan shahih, di dalam kitab At-Ta’liqu Ar-Raghib. (3/235)
حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ مَالِكٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو زُهَيْرٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَغْرَاءَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْفَضْلُ يَعْنِي ابْنَ مُبَشِّرٍ ، قَالَ : سَمِعْتُ جَابِرًا ، يَقُولُ : " جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَعْدِيهِ عَلَى جَارِهِ، فَبَيْنَا هُوَ قَاعِدٌ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ إِذْ أَقْبَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَآهُ الرَّجُلُ وَهُوَ مُقَاوِمٌ رَجُلا عَلَيْهِ ثِيَابٌ بَيَاضٌ عِنْدَ الْمَقَامِ حَيْثُ يُصَلُّونَ عَلَى الْجَنَائِزِ، فَأَقْبَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنِ الرَّجُلُ الَّذِي رَأَيْتُ مَعَكَ مُقَاوِمَكَ عَلَيْهِ ثِيَابٌ بِيضٌ؟ قَالَ : أَقَدْ رَأَيْتَهُ؟ قَالَ : نَعَمْ، قَالَ : رَأَيْتَ خَيْرًا كَثِيرًا، ذَاكَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولُ رَبِّي، مَا زَالَ يُوصِينِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ جَاعِلٌ لَهُ مِيرَاثًا "
126. Makhlad bin Malik menceritakan pada kami: Abu Zuhair Abdurrahman bin Maghra menceritakan pada kami: Al Fadl bin Mubasyir menceritakan pada kami, ia berkata, "Aku mendengar Jabir berkata, 'Datang seorang pria kepada Nabi SAW hendak mengadukan perlakuan tetangganya'." Tatkala ia sedang duduk di antara salah satu sudut makam dan makam lainnya, datanglah Nabi SAW. Ia juga melihat di sisi Nabi SAW ada seoran gpria berbaju putih di tempat pemakaman saat kaum muslimin melakukan shalat jenazah. Datanglah pria tadi menghampiri Nabi SAW sambil berkata, 'Demi bapak dan ibuku wahai Rasulullah! Siapakah orang di sisimu yang mengenakan baju putih.' Nabi balik bertanya, Apakah engkau melihatnya? 'Pria itu menjawab, 'Ya'. Nabi bersabda, 'Engkau telah melihat banyak hal. Dia itu adalah Jibril utusan Tuhanku. Ia selalu berwasiat kepadaku mengenai tetangga sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan menjadikan tetangga sebagai ahli waris."'
Sanad hadits dha'if, Al Fadl karena orang yang lemah. Namun kalimat wasiat mengenai tetangga dan sebagian kisahnya itu benar adanya. Kalimat seperti itu terdapat dalam kitab Ash-Shahih (hal, 74, 77, 78) dari Aisyah dan lain-lain (Al Irwa, 89l)